Kasusviral.my.id - Interaksi Gus Miftah dengan pedagang kecil baru-baru ini mencuri perhatian publik, bahkan menjadi perbandingan dengan tokoh lainnya, termasuk Gus Baha.
Dalam suasana pengajian yang seharusnya penuh hikmah, Gus Miftah menerima kritik tajam dari masyarakat setelah dianggap melewati batas dalam bercanda.
Dilansir pada Selasa (3/12/2024), mari kita tinjau perbedaan sikap antara Gus Miftah dan Gus Baha dalam berinteraksi dengan pedagang kecil.
Dalam sebuah acara pengajian yang berlangsung di Magelang, Gus Miftah terlihat melakukan "roasting" terhadap seorang pedagang es teh. Dalam ceramahnya, ia menggunakan kata-kata yang dianggap kasar untuk menggambarkan konsep rezeki. "Es tehmu sih akeh (masih banyak), enggak? Ya sana jual g****k. Jual dulu. Nanti kalau belum laku, ya sudah takdir," ungkapnya.
Sayangnya, lelucon ini tidak mengundang tawa dari pedagang tersebut, yang hanya bisa menghela napas panjang sambil memegang dagangannya.
Di sisi lain, Gus Baha menunjukkan pendekatan yang jauh lebih lembut. Dalam sebuah peristiwa yang terjadi pada 2 Syawal, ia berinteraksi dengan seorang penjual ayam kampung di Pasar Kragan. Melihat pedagang tersebut berusaha kembali berjualan, Gus Baha tak kuasa menahan air mata.
Ia membeli ayam potong seharga Rp200 ribu, meskipun tidak terlalu membutuhkannya. "Ya Allah, jika orang tidak menjadi kiai, tanggal 2 Syawal sudah cari uang," katanya dengan penuh empati.
Ketika ditanya oleh kedua putrinya mengenai alasan pembelian tersebut, Gus Baha menjawab, "Ya untuk dijadikan pelajaran. Dijadikan pelajaran bahwa tanggal 2 Syawal orang-orang sudah mencari uang."
Dari dua peristiwa ini, terlihat jelas perbedaan mendasar dalam pendekatan Gus Miftah dan Gus Baha terhadap pedagang kecil.
Sementara Gus Miftah tampak lebih mengandalkan humor yang tidak selamanya diterima baik, Gus Baha menunjukkan sikap empati yang membuatnya dihormati dan dicintai masyarakat.
Dengan adanya perbandingan ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami pentingnya sikap dalam berinteraksi, terutama dengan mereka yang berjuang di lapangan.
Posting Komentar
Posting Komentar