 |
| Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut satu Suswono dalam debat kedua Pilkada 2024 di Beach City International Stadium, Jakarta, Minggu (27/10/2024). [Suara.com/Alfian Winanto] |
Jakarta - Calon Wakil Gubernur Jakarta, Suswono, baru-baru ini menuai kritik tajam setelah pernyataannya mengenai janda kaya yang menikahi pemuda pengangguran untuk meningkatkan kesejahteraan. Aktivis dan akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Nur Rofiah, menyarankan Suswono untuk meminta maaf dan memberikan klarifikasi atas ucapannya yang dinilai merendahkan.
Nur Rofiah menekankan bahwa pernyataan tersebut dapat dianggap seksis dan menunjukkan bias gender. "Jika ingin mendapatkan dukungan tulus dari masyarakat, seharusnya dia mengklarifikasi atau membuat pernyataan yang mencerminkan kualitas dirinya. Pastinya, Pak Suswono memiliki banyak prestasi," ungkap Nur saat dihubungi Suara.com pada Senin (28/10/2024).
Walaupun Suswono mungkin berniat bercanda, Nur mengingatkan bahwa calon pemimpin seharusnya lebih berhati-hati dalam berucap. "Pernyataan seperti itu seharusnya dihindari. Jangan menghakimi, karena pemimpin juga manusia yang bisa membuat kesalahan. Mengakui kesalahan dan meminta maaf adalah tindakan yang terhormat," tambahnya.
Pernyataan kontroversial ini muncul ketika Suswono membahas program kartu anak yatim. Dalam dialog, ia menanggapi pertanyaan mengenai program kartu untuk janda. "Saya pastikan bahwa janda miskin pasti mendapatkan kartu. Namun, apakah janda kaya juga perlu meminta kartu?" tanya Suswono. Ia kemudian menambahkan, "Saya sarankan janda kaya untuk menikahi pemuda yang nganggur. Setuju, kan?"
Dia juga mengaitkan pernyataannya dengan kisah Siti Khadijah dan Nabi Muhammad SAW, di mana Siti Khadijah, yang merupakan seorang janda kaya, menikahi Muhammad yang saat itu berusia 25 tahun.
Dengan pernyataan tersebut, Suswono kini menghadapi tantangan untuk membuktikan bahwa ia dapat menjadi pemimpin yang peka terhadap isu-isu gender dan menghargai semua lapisan masyarakat.
Posting Komentar
Posting Komentar